Senin, 25 Oktober 2010

IMUNOMODULATOR, SEBAGAI KUNCI SUKSES MASA DEPAN INDUSTRI PERUNGGASAN




Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah ibaratnya ayam yang terserang penyakit immunosupresif. Tidak hanya kerugian akibat agen penyakit tersebut tetapi sesudah serangan penyakit, ayam menjadi mudah terserang bibit penyakit lain baik virus maupun bakteri. Penyakit yang bersifat immunosupresif bersifat merusak sistem kekebalan (imun) tubuh. Sehingga tubuh berkurang kemampuannya dalam mempertahankan diri terhadap penyakit.

Hal ini terungkap berbagai problem kesehatan unggas semakin kompleks dan ayam susah mencapai puncak produksi yang semuanya itu disebabkan masalah imunosupresi. Selain itu juga keharusan pemakaian vaksin AI inaktif semakin menambah problem kesehatan, olah karenanya diperlukan pendekatan baru, antara lain adalah Imunomodulasi.
Imunomodulasi adalah pengaturan (penyesuaian) respon imun sehingga mencapai tingkat yang dikehendaki. Sementara pengertian imunomodulator adalah obat atau bahan yang memiliki efek pada respon imun untuk melakukan imunomodulasi. Imunomodulator berfungsi meningkatkan kekebalan spesifik dan non-spesifik.
Secara umum mekanisme kekebalan tubuh di ayam bisa dipisahkan menjadi sistem kekebalan non spesifik dan sistem kekebalan spesifik. Jika ayam terpapar oleh benda asing (antigen), yang pertama kali akan memberikan respon adalah sistem pertahanan bawaan atau biasa disebut kekebalan non spesifik. Sistem kekebalan ini terdiri dari pertahanan fisik mekanik, modifikasi epitel, pertahanan kimiawi, dan pertahanan seluler.
Pertahanan fisik-mekanik terdiri dari selaput lendir dan kulit yan merupakan sistem pertahanan tubuh utama. Karena kulit dan selaput lendir berada paling luar dari permukaan tubuh sehingga mampu mencegah masuknya benda asing. Modifikasi epitel; seperti adanya silia (rambut getar) pada saluran pernafasan ayam akan membantu pengeluaran mikroba. Saluran pernafasan berhubungan langsung dengan kondisi di luar tubuh sehingga peran silia sangat penting dalam mekanisme pertahanan.
Pertahanan kimiawi; kebanyakan bakteri tidak dapat bertahan hidup di kulit dalam waktu lama karena rendahnya pH dan adanya sekresi keringat dari kulit berpori yang mengandung asam laktat. Sementara pertahanan seluler adalah proses fagositosis. Proses ini meliputi aktifitas membunuh, menghancurkan, dan mengeliminasi benda asing dari tubuh. Sel yang berperan dalam proses fagositosis adalah sel makrofag dan mikrofag.
Yang termasuk dalam sistem kekebalan spesifik tubuh adalah sistem kekebalan humoral dan seluler. Kekebalan spesifik melibatkan sel-sel limfoid yaitu sel limfosit T dan sel limfosit B (sel T dan sel B). Sel limfoid dibentuk oleh organ limfoid. Organ ini dibedakan menjadi dua, primer dan sekunder. Organ limfoid primer yaitu timus dan bursa fabrisius. Organ limfoid sekunder antara lain kelenjar herderian, lempeng peyer sekatonsil dan kelenjar limfe. Organ ini juga berfungsi sebagai tempat interaksi limfosit dengan antigen.
Semua agen yang menyebabkan kerusakan pada organ kekebalan maupun menganggu sistem kekebalan akan menjadi faktor yang memunculkan kondisi imunosupresif. Seperti penyakit gumboro yang merusak bursa fabrisius tempat pembentukan sel limfoid.


Sedangkan mekanisme kerja imunomodulator adalah dengan meningkatkan proses maturity (pematangan) sel-sel yang berperanan dalam imun respon. Selain itu imunomodulator juga meningkatkan proses proliferasi sel, terutama sel-sel macrophages dan lymphocyte, sehingga jumlahnya menjadi lebih banyak dalam waktu yang relatif singkat. Dengan demikian jumlah antigen yang dapat diproses meningkat lebih banyak dan titer antibodi yang dihasilkan menjadi lebih tinggi.
“Imunomodulator juga mengaktifkan Secretory Macrophage untuk sekresi Complement Components, sehingga sistem Complement menjadi aktif dan melakukan eliminasi antigen dalam sel melalui pelisisan sel,” tambah Hadi Wibowo.
Aplikasi imunomodulasi umumnya digunakan untuk meningkatkan efektivitas vaksinasi dengan vaksin inaktif seperti AI, FMD, dll penyakit unggas. Juga untuk penyembuhan penyakit seperti HIV/AIDS dan kanker sekaligus meningkatkan resistensi tubuh terhadap serangan penyakit.
Kemampuan tubuh dalam membedakan antara unsur dasar tubuh normal dengan bahan asing adalah sangat penting jika tubuh ingin mempertahankan diri bebas dari serangan mikroorganisme (bakteri, virus) dan parasit. Jika sistem kekebalan tidak efektif maka infeksi yang kuat akan menimbulkan kematian.
Kekebalan tubuh pada ayam dapat terjadi karena :
(1).Kekebalan alami yakni kekebalan yang diperoleh secara alami. Kekebalan ini tidak dapat direkayasa. Kekebalan alami dipengaruhi oleh jenis hewan, bangsa dan galurnya.
(2).Kekebalan perolehan. Kekebalan ini merupakan kekebalan ayam terhadap penyakit tertentu yang diperoleh dengan pemberian agen penyakit kedalam tubuh ayam.
Dari proses diperolehnya rangsangan kekebalan, kekebalan perolehan ada yang didapatkan secara aktif ada pula yang didapat secara pasif. Kekebalan perolehan aktif diperoleh karena adanya rangsangan bibit penyakit. Sebagai contoh jika ayam divaksin atau setelah sembuh dari penyakit. Saat penyakit masuk ke dalam tubuh, secara langsung tubuh akan membentuk kekebalan yang spesifik terhadap agen penyakit itu.
Vaksinasi pada ayam berarti memasukkan bibit penyakit ke dalam tubuh ayam yang sudah dilemahkan. Yang menyebabkan tubuh menjadi kebal karena terbentuknya antibodi (ditemukan dalam serum darah) pada ayam yang telah divaksinasi.
Kekebalan tubuh terhadap penyakit dapat dirangsang dengan membentuk antibodi dengan bantuan antigen. Kekebalan perolehan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh dari sumber luar, seperti dari sang induk melalui telur. Kuning telur yang terbentuk dalam tubuh induk ayam mengandung antibodi. Kekebalan ini juga dapat terjadi dengan jalan penyuntikan antiserum ke ayam yang rentan.
Namun vaksinasi harus diletakkan dalam satu sistem bersama dengan tata laksana pertahanan penyakit yang lain seperti biosekuriti, perbaikan kualitas pakan, dan lain-lain.
“Saat ini lebih penting melakukan pencegahan penyakit daripada mengobati, manakala vaksin tak lagi bisa diandalkan maka memaksimalkan pemanfaatan organ-organ yang berfungsi bagi pertahanan tubuh adalah lebih baik Diantaranya dengan pemanfaatan imunomodulator.
Penulis mengenal salah satu produk imunomodulator yang dapat direkomendasi yaitu Folgen yang dipasarkan oleh PT Sumber Multivita .
FOLGEN akan meng-coating Antigen (Virus, Bakteri, Vaksin) agar mudah ditangkap/dihancurkan dengan sempurna oleh makrofag, untuk selanjutnya menstimulasi sel B untuk membentuk antibodi.
FOLGEN juga membantu meningkatkan pembentukan antibodi akibat vaksin atau tantangan lingkungan, meningkatkan kondisi umum unggas, membantu meningkatkan produktivitas unggas, dan menekan kematian unggas.